MAKALAH PROBABILITAS(BIOSTATISTIK)-UAS
MAKALAH
DASAR
KEPENDUDUKAN
PROBABILITAS
DOSEN
PEMBIMBING
NIA
MUSNIATI, SKM, MKM
DISUSUN OLEH
SINGGIH
SUSILO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
KESMAS
2020
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Probabilitas
Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus kita
tentukan memilih yang mana. Biasanya kita dihadapkan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita harus
pintar-pintar mengambil sikap jika menemukan keadaan seperti ini, misalkan saja
pada saat kita ingin bepergian, kita melihat langit terlihat mendung. Dalam
keadaaan ini kita dihadapkan antara 2 permasalahan, yaitu kemungkinan
terjadinya hujan serta kemungkinan langit hanya mendung saja dan tidak akan
turunnya hujan. Statistic yang membantu permasalahan dalam hal ini adalah
probabilitas.
Probabilitas
didifinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu
ukuran tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event)
yang akan terjadi di masa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0
sampai dengan 1. Jika kita mengatakan probabilitas sebuah peristiwa adalah 0,
maka peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa
probabilitas sebuah peristiwa adalah 1 maka peristiwa tersebut pasti
terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu kejadian yang mungkin terjadi
dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak terjadi adalah satu, jika
kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan kejadian yang mungkin akan
terjadi.
Probabilitas adalah
kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa. Dalam kehidupan
sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan “pasti” apa yang akan terjadi pada
waktu yang akan datang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah
contoh sederhana adalah jika sebuah koin dilempar, maka akan sulit untuk
memastikan bahwa muka gambar atau muka angka yang berada di atas. Jika terkait
dengan suatu perusahaan, maka akan sulit untuk memprediksikan apakah tahun
depan akan mengalami keuntungan atau kerugian. Jika terkait dengan suatu ujian,
juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus atau gagal dan lain sebagainya.
Semua peristiwa tersebut berada dalam “ketidakpastian” atau Uncertainty. Dengan
demikian, probabilitas atau peluang merupakan “derajat kepastian” untuk
terjadinya suatu peristiwa yang diukur dengan angka pecahan antara nol sampai
dengan satu, dimana peristiwa tersebut terjadi secara acak atau random.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Probabilitas
Secara
umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi. Secara lengkap
probabilitas didefinisikan sebagai berikut :
“Probabilitas”
ialah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu
kejadian acak.”
Dalam
mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui:
1. Eksperimen,
2. Hasil
(outcome)
3. Kejadian
atau peristiwa (event)
Contoh
:
Dari eksperimen pelemparan
sebuah koin. Hasil (outcome) dari pelemparan sebuah koin tersebut
adalah “MUKA” atau “BELAKANG”. Kumpulan dari beberapa hasil tersebut dikenal
sebagai kejadian (event). Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan
desimal (seperti 0,50 ; 0,25 atau 0,70) atau bilangan pecahan
(seperti ).
Nilai
dari probabilitas berkisar antara 0 dan 1. Semakin dekat nilai probabilitas ke
nilai 0, semakin kecil kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Sebaliknya
semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1 semakin besar peluang suatu
kejadian akan terjadi.
B. Pendekatan Perhitungan
Probabilitas
Ada
dua pendekatan dalam menghitung probabilitas yaitu pendekatan yang
bersifat objektif dan subjektif. Probabilitas objektif dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Pendekatan
Klasik
Probabilitas
diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya peristiwa yang dimaksud dengan seluruh
peristiwa yang mungkin menurut pendekatan klasik, probabilitas dirumuskan :
keterangan
:
P(A)
= probabilitas terjadinya kejadian A.
x
= peristiwa yang dimaksud.
n
= banyaknya peristiwa.
Contoh
:
Dua
buah dadu dilempar ke atas secara bersamaan. Tentukan probabilitas munculnya
angka berjumlah 5.
Penyelesaian
:
Hasil
yang dimaksud (x) = 4, yaitu (1,4), (4,1), (2,3). (3,2)
Hasil
yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), (1,3). ….., (6,5), (6,6).
=
0,11
2. Konsep
Frekuensi Relatif
Menurut
pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan sebagai proporsi waktu
terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika kondisi stabil atau
frekuensi relatif dari suatu peristiwa dalam sejumlah besar percobaan. Nilai
probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai probabilitas itu
merupakan limit dari frekuensi relatif peristiwa tersebut. Menurut pendekatan
frekuensi relatif, probabilitas dirumuskan :
keterangan
:
P(Xi)
= probabilitas peristiwa i.
fi =
frekuensi peristiwa i.
n =
banyaknya peristiwa yang bersangkutan.
3. Probabilitas Subjektif
Menurut
pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan
individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa terkaan saja.
Contoh
:
Seorang
direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calon yang telah
lulus ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, sama lincah, dan
semuanya dapat dipercaya. Probabilitas tertinggi(kemungkinan diterima) menjadi
supervisor ditentukan secara subjektif oleh sang direktur, Dari
pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum mengenai
probabilitas, yaitu sebagai berikut Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai
yang digunakan untuk menentukan tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat
random (acak).
Oleh
karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas
memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 (
0 £ P £ 1).
- Jika
P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa
tersebut tidak akan terjadi.
- Jika
P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa tersebut
pasti terjadi.
- Jika
0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau
peristiwa tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.
C. Beberapa
Aturan Dasar Probabilitas
Aturan
Penjumlahan :
Untuk
menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat jenis kejadiannya apakah
bersifat saling meniadakan atau tidak saling meniadakan.
1. Kejadian Saling Meniadakan
:
Dua
peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua atau lebih peristiwa
itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling
meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A
atau B) = P(A) + P(B) atau
P(A È B)
= P(A) + P(B)
Contoh
:
Sebuah
dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah
A
= peristiwa mata dadu 4 muncul.
B
= peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
v Tentukan probabilitas dari
kejadian berikut !
-
Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
Penyelesaian
:
P(A)
= 1/6
P(B)
= 2/6
P(A
atau B) = P(A) + P(B)
=
1/6 + 2/6
=
0,5
2. Kejadian
Tidak Saling Meniadakan :
Dua
peristiwa atau lebih disebut peristiwa tidak saling meniadakan
apabila kedua peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi pada saat
yang bersamaan. Jika dua peristiwa A dan B tidak saling meniadakan,
probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A
atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)
P(A È B)
= P(A) + P(B) – P(A Ç B)
Jika
3 peristiwa A, B, dan C tidak saling meniadakan, probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah
P(A È B È C)
= P(A) + P(B) + P(C) – P(A Ç B) – P(A Ç C) –
P(B Ç C) + P(A Ç B Ç C)
Contoh
:
Dua
buah dadu dilemparkan bersamaan, apabila :
A
= peristiwa mata (4, 4) muncul.
B
= peristiwa mata lebih kecil dari (3, 3) muncul.
Tentukan
probabilitas P(A atau B) !
Penyelesaian
:
P(A)
= 1/36
P(B)
= 14/36
P(A Ç B)
= 0
P(A
atau B) = P(A) + P(B) – P(A Ç B)
=
1/36 + 14/36 – 0
=
0,42
Aturan
Perkalian :
Dalam
konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurut jenis
kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian tak bebas dan
kejadian bebas.
1. Kejadian
Tak Bebas :
Dua
peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa yang satu
dipengaruhi atau tergantung pada peritiwa lainnya. Probabilitas
peristiwa tidak saling bebas dapat pula dibedakan atas tiga macam, yaitu yaitu
probabilitas bersyarat, gabungan, dan marjinal.
a. Probabilitas
Bersyarat :
Probabilitas
bersyarat peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu
peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi dan
peristiwa-peristiwa tersebut saling mempengaruhi. Jika peristiwa B bersyarat
terhadap A, probabilitas terjadinya periwtiwa tersebut adalah
P(B/A)
dibaca probabilitas terjadinya B dengan syarat peristiwa A terjadi.
Contoh
:
Sebuah
kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5
buah bola putih bertanda +
1
buah bola putih bertanda –
3
buah bola kuning bertanda +
2
buah bola kuning bertanda –
Seseorang
mengambil sebuah bola kuning dari kotak
-
Berapa probabilitas bola itu bertanda +?
Penyelesaian
:
Misalkan
: A = bola kuning
B+ =
bola bertanda positif
B- =
bola bertanda negatif.
P(A)
= 5/11
P(B+ Ç A)
= 3/11
b. Probabilitas
Gabungan :
Probabilitas
gabungan peritiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya dua atau
lebih peristiwa secara berurutan (bersamaan) dan peristiwa-peristiwa itu saling
mempengaruhi.
Jika
dua peristiwa A dan B gubungan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah
P(A
dan B) = P(A Ç B) = P(A) x P(B/A)
Jika
tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan, probabilitas terjadinya peristiwa
tersebut adalah
P(A Ç B Ç C)
= P(A) x P(B/A) x P(C/A Ç B)
Contoh
:
Dari
satu set kartu bridge berturut-turut diambil kartu itu sebanyak 2 kali secara
acak. Hitunglah probabilitasnya kartu king (A) pada pengambilan pertama dan
as(B) pada pengambilan kedua, jika kartu pada pengambilan pertama tidak
dikembalikan !
Penyelesaian
:
(A)
= pengambilan pertama keluar kartu king.
P(A)
= 4/52
(B/A)
= pengambilan kedua keluar kartu as
P(B/A)
= 4/51
P(A Ç B)
= P(A) x P(B/A)
=
4/52 x 4/51
=
0,006
c. Probabilitas
Marjinal :
Probabilitas
marjinal peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu
peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa lain dan
peristiwa tersebut saling mempengaruhi. Jika dua peristiwa A adalah marjinal,
probabilitas terjadinya peristiwa A tersebut adalah
P(A)
= SP(B Ç A)
= SP(Ai)
x P(B/Ai), i = 1, 2, 3, …..
Contoh
:
Sebuah
kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5
buah bola putih bertanda +
1
buah bola putih bertanda –
3
buah bola kuning bertanda +
2
buah bola kuning bertanda –
Tentukan
probabilitas memperoleh sebuah bola putih !
Penyelesaiana
:
Misalkan
: A = bola putih
B+ =
bola bertanda positif
B- =
bola bertanda negatif
P(B+ Ç A)
= 5/11
P(B- Ç A)
= 1/11
P(A)
= P(B+ Ç A) + P(B- Ç A)
=
5/11 + 1/11
=
6/11
2. Kejadian
Bebas :
Dua
kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas apabila terjadinya
kejadian tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dikatakan
bebas, kalau kejadian A tidak mempengaruhi B atau sebaliknya. Jika A dan B
merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan P(B/A) = P(B)
P(A Ç B)
= P(A) P(B) = P(B) P(A)
Contoh
:
Satu
mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas sebanyak dua kali. Jika
A1 adalah lemparan pertama yang mendapat gambar burung(B), dan
A2 adalah lemparan kedua yang mendapatkan gambar burung(B), berapakah
P(A1 Ç A2)!
Penyelesaian
:
Karena
pada pelemparan pertama hasilnya tidak mempengaruhi pelemparan kedua dan P(A1)
= P(B) = 0,5 dan P(A2) = P(B) = 0,5, maka P(A1 Ç A2) = P(A1) P(A2) =
P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 = 0,25.
Rumus
Bayes :
Jika
dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa peristiwa saling lepas, yaitu
A1, A2, A3, …., An yang memiliki probabilitas tidak sama dengan nol dan
bila ada peritiwa lain (misalkan X) yang mungkin dapat terjadi pada
peristiwa-peristiwa A1, A2, A3, …., An maka probabilitas
terjadinya peristiwa-peristiwa A1, A2, A3, …., An dengan diketahui
peristiwa X tersebut adalah
Contoh
:
Tiga
kotak masing-masing memiliki dua laci. Didalam laci-laci tersebut terdapat
sebuah bola. Didalam kotak I terdapat bola emas, dalam kotak II terdapat bola
perak, dan dalam kotak III terdapat bola emas dan perak. Jika diambil sebuah
kotak dan isinya bola emas, berapa probabilitas bahwa laci lain berisi bola
perak?
Penyelesaian
:
Misalkan
: A1 peristiwa terambil kotak I
A2 peristiwa
terambil kotak II
A3 peristiwa
terambil kotak III
X peristiwa
laci yang dibuka berisi bola emas
Kotak
yang memenuhi pertanyaan adalah kotak III (P(A3/X)).
P(A1)
=
1/3 P(X/A1)
= 1
P(A2)
=
1/3 P(X/A2)
= 0
P(A3)
=
1/3 P(X/A3)
= ½
D. Permutasi
Dan Kombinasi
Pembicaraan
mengenai permutasi dan kombinasi selalu berkaitan dengan prinsip dasar
membilang dan faktorial.
1. Prinsip
Dasar Membilang :
Jika
kejadian pertama dapat terjadi dalam n1 cara, kejadian kedua dalam
n2 cara, demikian seterusnnya, sampai kejadian k dalam nk cara, maka
keseluruhan kejadian dapat terjadi dalam :
n1 x
n2 x …x nk cara
Contoh
:
Seorang
pengusaha ingin bepergian dari Jakarta ke Ujungpandang melalui Surabaya. Jika
Jakarta – Surabaya dapat dilalui dengan tiga cara dan Surabaya – Ujungpandang
dapat dilalui dengan dua cara, ada berapa cara pengusaha tersebut dapat tiba di
Ujungpandang melalui Surabaya?
Penyelesaian
:
misalkan
: dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.
Dari
Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara.
Cara
pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya adalah :
n1 x
n2 = 3 x 2 = 6 cara.
2. Faktorial
:
Faktorial
adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli) terurut mulai dari
bilangan 1 sampai dengan bilangan bersangkutan atau sebaliknya.
Faktorial
dilambangkan: “!”.
Jika
: n = 1,2, …., maka :
n!
= n(n – 1)(n – 2) ….x 2 x 1
=
n(n –1)!
Contoh
:
Tentukan
nilai factorial dari bilangan berikut
a. 5!
b. 3!
X 2!
c. 6!/4!
Penyelesaian
:
a. 5!
= 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
b. 3!
X 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
3. Permutasi :
a. Pengertian
Permutasi :
Permutasi
adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke dalam suatu urutan
tertentu.
Contoh
:
Ada
3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut ialah ABC, ACB, BCA, BAC,
CAB, CBA yang disebut permutasi. Jadi, permutasi 3 objek menghasilkan enam
pengaturan dengan cara yang berbeda.
b. Rumus-rumus
Permutasi :
Permutasi dari
m objek seluruhnya tanpa pengembalian : mPm = m!
Contoh
:
Pada
suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang berbeda. Buku itu akan disusun
pada sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang mungkin dari buku-buku
matematika dapat disusun.
Penyelesaian
:
Buku-buku
matematika dapat disusun dalam :
4P4
= 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Permutasi sebanyak
x dari m objek tanpa pengembalian :
Contoh
:
Dari
empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C, D hendak dipilih
seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara.
Berapa
cara keempat calon tersebut dipilih?
Penyelesaian:
m
= 4 dan x = 3
4P3
=
Permutasi
dari m objek dengan pengembalian :
mPx
= mx
x
≤ m dan bilangan bulat positif
Contoh
:
Tentukan
permutasi dari ABC sebanyak 2 unsur dengan pengembalian unsure yang terpilih!
Penyelesaian
:
M
= 3 dan x = 2
3P2
= 32 = 9
yaitu
: AA, AB, AC, BB, BA, BC, CC, CA, CB
Permutasi
dari m objek yang sama :
m!
mPm1,
m2, m3, … = -----------------------
m1!
. m2! . m3! ….
Dengan
m1 + m2 + m3 + ….= m
Contoh
:
Tentukan
permutasi dari kata “TAMAT”
Penyelesaian
:
M
= 5, m1 = 2, m2 = 2, m3 = 1
5! 5
x 4 x 3 x 2 x 1
5P2,
2, 1 = --------------- = -------------------- = 30
2!
. 2! . 1! 2 x 1 x 2 x 1 x
1
4. Kombinasi :
a. Pengertian
Kombinasi :
Kombinasi
adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek
tersebut.
Contoh
:
Ada
4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu adalah ABC, ABD, ACD,
BCD. Setiap kelompok hanya dibedakan berdasarkan objek yang diikutsertakan,
bukan urutannya. Oleh karena itu :
ABC
= ACB = BAC = BCA = CAB = CBA
ABD
= ADB = BAD = BDA = DAB = DBA
ACD
= CAD = ADC = CDA = DAC = DCA
BCD
= BDC = CBD = CDB = DBC = DCB
b. Rumus-rumus
Kombinasi :
Kombinasi
x dari m objek yang berbeda :
m!
mCx
= -------------- ; m ³ x
(m
– x)!.x!
Contoh
:
Dari
5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak dipilih dua orang untuk
pemain ganda. Berapa banyak pemain ganda yang mungkin terbentuk?
Penyelesaian
:
M
= 5 dan x = 2
5!
5C2
= ---------------- = 10
(5
– 2)! . 2!
E. Manfaat Probabilitas Dalam
Penelitian
Manfaat
probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu kita dalam mengambil
suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkin terjadi. Jika kita
tinjau pada saat kita melakukan penelitian, probabilitas memiliki beberapa
fungsi antara lain;
1. Membantu
peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Pengambilan keputusan
yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusan yang sudah pasti karena
kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari sekarang,
karena informasi yang didapat tidaklah sempurna.
2. Dengan
teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis
yang terkait tentang karakteristik populasi. Menarik kesimpulan secara tepat
atas hipotesis (perkiraan sementara yang belum teruji kebenarannya) yang
terkait tentang karakteristik populasi pada situssi ini kita hanya mengambil
atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan berarti kejadian yang akan dating
kita sudah ketehaui apa yang akan tertjadi.
3. Mengukur
derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari
suatu populasi.
Contoh:
Ketika
diadakannya sensus penduduk 2000, pemerintah mendapatkan data perbandingan
antara jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berbanding jumlah penduduk
berjenis kelamin perempuan adalah memiliki perbandingan 5:6, sedangkan hasil
sensus pada tahun 2010 menunjukan hasil perbandingan jumlah penduduk berjenis
kelamin pria berbanding jumlah penduduk berjenis kelamin wanita adalah 5:7.
Maka pemerintah dapat mengambil keputusan bahwa setiap tahunnya dari tahun 2000
hingga 2010 jumlah wanita berkembang lebih pesat daripada jumlah penduduk pria.
F. Menghitung
Probabilitas atau Peluang Suatu Kejadian
Jika
tadi kita hanya memperhatikan peluang suatu kejadian secara kualitatip, hanya
memperhatikan apakkah kejadian tersebut memiliki peluang besar akan terjadi
atau tidak. Disini kita akan membahas nilai dari probabilitas suatu kejadian
secara kuantitatip. Kita bias melihat apakah suatu kejadian berpotensi terjadi
ataukah tidak.
Misalkan
kita memiliki sebuah dadu yang memiliki muka gambar dan angka,jika koin
tersebut kita lemparkan keatas secara sembarang, maka kita memiliki 2 pilihan
yang sama besar dan kuat yaitu peluang munculnya angka dan peluang munculnya
gambar. Jika kita perhatikan secara seksaama, pada satu koin hanya terddiri
dari satu muka gambar dan satu muka angka, maka peluang munculnya angka dan
gambar adalah sama kuat yaitu ½. 1 menyatakan hanya satu dari muka pada koin
yang mungkin muncul, entah itu gambar maupun angka sedangkan 2 menyatakan
banyaknya kejadian yang mungkin terjadi pada pelemparan koin, yaitu munculnya
gambar + munculnya angka.
Jika
kita berbicara tidak lagi 2 kejadian yaitu menyangkut banyak kejadian yang
mungkin terjadi, mengingat dan dari hasil pengumpulan dan penelitian data
diperoleh suatu rumus sebagai berikut. Jika terdapat N peristiwa,
dan nA dari N peristiwa tersebut membentuk kejadian
A, maka probabilitas A adalah :
P(A) =
nA/N
Dimana
: nA= banyaknya kejadian
N=
kejadian seluruhnya/peristiwa yang mungkin terjadi
Contoh.
Suatu
mata uang logam yang masing-masing sisinya berisi gambar dan
angka dilemparkan secara bebas sebanyak 1 kali.
Berapakah
probabilitas munculnya gambar atau angka?
Jawab
:
n=1,
N=2
P
(gambar atau angka)=
P
(gambar atau angka)=1/2 atau 50%
Dapat
disimpulkan peluang munculnya gambar atau angka adalah sama besar.
Contoh
2.
Berapa
peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?
Jika
kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1 buah mata dadu bermata 1,
sedangkan pada dadu terdapat 6 mata yaitu mata 1 sampai mata 6.
Maka
P(A) =
nA/N
= 1/6
Berikut
merupakan aturan dalam probabilitas
· Jika
n = 0 makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan ini adalah sebesar
P(A) = 0 atau tidak mungkin terjadi.
· Jika
n merupakan semua anggota N maka probabilitasnya adalah satu, atau kejadian
tersebut pasti akan terjadi
· Probabilitas
suatu kejadian memiliki rentangan nilai
· Jika
E menyatakan bukan peristiwa E maka berlaku
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori
adalah seperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha
menjelaskan hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci
hubungan sebab-akibat yang terjadi.
Ada
dua tipologi umum teori, diantaranya adalah teori umum, yaitu pernyataan yang
sebenarnya bersifat universal. Ia berlaku bagi semua waktu, tempat dan semua
keadaan serta semua permasalahan kelas yang dinyatakannya. Dan kedua ialah
teori khusus, yaitu teori yang berkaitan dengan sejumlah fakta-fakta particular
tertentu. Ia berusaha menjelaskan fakta-fakta itu dalam hubungannya antara yang
satu dengan yang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
Khalimi, M.Ag, Drs. Logika,
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2010/10/30/pengantar-teori-peluang/
http://ssantoso.blogspot.com/2009/03/materi-ii-teori-probabilitas-1.html
http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
Khalimi, M.Ag, Drs. Logika, hal
68.
Ibid.
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2010/10/30/pengantar-teori-peluang/
http://ssantoso.blogspot.com/2009/03/materi-ii-teori-probabilitas-1.html
Comments
Post a Comment